Ini Mata Pelajaran yang Dapat Nilai TKA Tertinggi Nasional

HASIL Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025 menunjukkan capaian tertinggi siswa secara nasional justru datang dari mata pelajaran pilihan, khususnya Antropologi, Geografi, dan Bahasa Arab. Pemerintah menilai temuan ini sebagai potret kekuatan sekaligus refleksi arah pembelajaran di sekolah.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Toni Toharudin mengatakan rata-rata nilai TKA tertinggi tercatat pada mata pelajaran Antropologi dengan skor sekitar 70,4, disusul Geografi 70,3, Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut 68, serta Bahasa Arab dan Sejarah yang sama-sama berada di atas angka 64.

“Capaian ini menunjukkan penguasaan kompetensi yang relatif kuat pada mata pelajaran tersebut,” kata Toni dalam taklimat media penyampaian hasil TKA 2025 di Kemendikdasmen, Jakarta Selatan, Senin, 22 Desember 2025.

Menurut Toni, tingginya capaian pada mata pelajaran Antropologi dan Bahasa Arab mencerminkan ketertarikan murid pada materi yang kontekstual, berbasis pemahaman sosial, budaya, dan kebahasaan. Data pilihan mata pelajaran TKA menunjukkan murid cenderung memilih mata pelajaran yang dinilai relevan dengan kehidupan nyata dan minat personal mereka.

Sebaliknya, hasil TKA juga memperlihatkan kesenjangan capaian antarmata pelajaran. Nilai rata-rata Bahasa Inggris Wajib tercatat hanya 24,9, sementara Matematika Wajib berada di angka 36,1. Sejumlah mata pelajaran bahasa asing lain, seperti Bahasa Korea, Bahasa Jerman, dan Bahasa Jepang, juga mencatat proporsi kategori ‘istimewa’ di bawah 10 persen.

Kepala Pusat Asesmen Pendidikan Kemendikdasmen Rahmawati menjelaskan rendahnya capaian pada Bahasa Inggris berkaitan dengan kesulitan siswa dalam menjawab soal-soal inferensial. “Ketika soal menuntut siswa menyimpulkan, mengevaluasi, atau membedakan opini dan fakta dalam teks berbahasa Inggris, di situ kesulitannya meningkat tajam,” ujarnya.

Pemerintah berencana menindaklanjuti hasil TKA dengan merilis peta capaian hingga tingkat indikator kompetensi per mata pelajaran. Data tersebut akan digunakan sebagai bahan evaluasi oleh guru, forum musyawarah guru mata pelajaran, serta pemerintah daerah guna memperbaiki proses belajar mengajar di sekolah.