Kementerian Transmigrasi Gandeng Kampus Ciptakan Pusat Ekonomi Baru Lewat TEP

1 day ago 4

INFO NASIONAL – Kementerian Transmigrasi menegaskan peran strategis dunia kampus dalam agenda transformasi transmigrasi melalui Tim Ekspedisi Patriot (TEP). Program  ini sebagai jembatan konkret antara pemerintah dan perguruan tinggi untuk  menjawab persoalan di lapangan sekaligus menciptakan pusat-pusat pertumbuhan  ekonomi baru di kawasan transmigrasi. 

Hal tersebut disampaikan Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara,  dalam kegiatan pembubaran TEP Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat, 19 Desember 2025. Menurutnya, kehadiran mahasiswa dan akademisi di kawasan transmigrasi bukan sekadar pengabdian jangka pendek, melainkan bagian dari desain besar Transmigrasi 5.0 yang menempatkan sains, data, dan teknologi sebagai fondasi kebijakan. 

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

“Inti dari Transmigrasi 5.0 adalah revitalisasi dan transformasi. Pendekatan kita hari  ini adalah membuat lahan yang tidak produktif menjadi produktif melalui peran  kampus, termasuk teknologi tepat guna. Bahkan, pada titik tertentu, dana pemerintah  tidak lagi dipandang sebagai cost, tetapi sebagai investasi,” ujar Iftitah. 

Selama 120 hari masa pengabdian, TEP UGM dinilai mampu membuktikan bahwa  keterlibatan kampus dapat menghadirkan solusi nyata di lapangan. Mulai dari  pemetaan potensi lahan berbasis data dan teknologi, mitigasi kebencanaan, hingga  rekomendasi pemanfaatan ruang yang selaras dengan kebutuhan masyarakat dan  arah pembangunan nasional. 

Iftitah menekankan bahwa transmigrasi saat ini tidak lagi berorientasi pada  pemindahan penduduk, melainkan pada penciptaan ekonomi baru yang berkelanjutan  dan berbasis potensi lokal. 

“Transmigrasi hari ini sangat relevan karena tugas utamanya adalah menciptakan  pertumbuhan ekonomi baru. Tantangan kita selama ini adalah belum kuatnya sinergi  dan kolaborasi, serta belum sepenuhnya berbasis sains dan data. Di sinilah peran  kampus menjadi sangat penting,” jelasnya. 

Ia menambahkan, hasil kerja TEP tidak berhenti pada laporan akademik,  melainkan akan ditindaklanjuti sebagai dasar penyusunan program pemerintah,  termasuk penyediaan infrastruktur dasar, penguatan ekonomi masyarakat, hingga  penyiapan kawasan transmigrasi sebagai living lab bagi pengembangan ilmu  pengetahuan. 

“Presiden menginginkan lahirnya SDM unggul, bahkan hingga peraih Nobel. Kawasan  transmigrasi kita siapkan sebagai living lab (laboratorium hidup), tempat ilmu diuji  langsung di lapangan, bukan hanya dibahas di ruang ber-AC,” tegas Iftitah.

Ke depan, Kementerian Transmigrasi akan melanjutkan program TEP dengan pendekatan yang lebih terintegrasi, mulai dari pengabdian, riset lanjutan,  hingga penyiapan kawasan transmigrasi yang siap ditawarkan kepada investor.  Kampus diharapkan berperan aktif agar hasil riset dapat berdampak langsung pada  peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

“Kalau hasil riset kampus dimanfaatkan oleh investor dan mampu membuka lapangan  kerja, di situlah karya cipta tertinggi perguruan tinggi. Masyarakat lokal harus menjadi  tuan rumah pembangunan di negerinya sendiri.” 

Melalui kolaborasi ini, Kementerian Transmigrasi optimistis kawasan transmigrasi  dapat berkembang menjadi pusat-pusat ekonomi baru yang inklusif, berkelanjutan,  dan berkeadilan, sekaligus menjawab tantangan bonus demografi Indonesia di masa  depan. (*)

Read Entire Article