Konektivitas Dipulihkan, Hutama Karya Siapkan 120 Huntara Aceh Tamiang

INFO TEMPO - PT Hutama Karya (Persero) menegaskan komitmennya dalam mendukung arahan Danantara Indonesia melalui inisiatif BUMN Peduli guna mempercepat pemulihan masyarakat terdampak bencana hidrometeorologi di Kabupaten Aceh Tamiang. Dukungan difokuskan pada pemulihan konektivitas wilayah serta kesiapan pembangunan hunian sementara (huntara) agar proses pemulihan warga dapat berlangsung bertahap dan berkelanjutan. Seluruh pelaksanaan dilakukan melalui koordinasi dengan pemerintah daerah, posko setempat, serta pemangku kepentingan teknis untuk memastikan penanganan tepat sasaran dan tidak tumpang tindih.

Chief Operational Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria, menegaskan kehadiran Danantara dan Badan Pengaturan (BP) BUMN dalam mendampingi masyarakat selama masa pemulihan. “Danantara Indonesia dan BP BUMN hadir untuk mendampingi warga yang terdampak, memastikan kebutuhan dasar terpenuhi, serta membantu masyarakat menjalani proses pemulihan secara bertahap,” ujar Dony dalam keterangan tertulis, Ahad, 12 Desember 2025.

Sebagai bagian dari fase pemulihan pascabencana, Hutama Karya mendapat amanah untuk mendukung pembangunan hunian sementara di Aceh Tamiang. Secara keseluruhan, sebanyak 600 unit huntara akan dibangun oleh tujuh BUMN konstruksi, dengan porsi Hutama Karya sebanyak 120 unit di atas lahan seluas 52.581 meter persegi. Lokasi huntara berada di Jalan Banda Aceh–Medan, Kebun Tj. Seumantoh, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang.

Tim proyek Hutama Karya telah melakukan peninjauan lapangan awal yang menunjukkan perlunya pembersihan lumpur, perataan lahan, serta penyediaan akses menuju area yang masih terdampak. Huntara dirancang menggunakan metode rangka baja ringan yang cepat dibangun dan tahan lama, dengan material papan semen untuk dinding, multiplek untuk lantai, serta atap zincalume. Setiap unit memiliki luas sekitar 12 hingga 30 meter persegi dan dilengkapi fasilitas bersama seperti dapur umum, area cuci, mushola, serta sanitasi yang memadai.

Di sisi lain, Hutama Karya juga mengambil peran aktif dalam pemulihan konektivitas wilayah. Sejumlah ruas jalan di Aceh Tamiang sempat tertutup lumpur, kayu hanyutan, dan sedimen sehingga menghambat mobilitas warga serta distribusi bantuan. Untuk mendukung pembukaan kembali akses tersebut, Hutama Karya mengerahkan empat unit excavator, satu unit excavator PC75, dua unit dump truck, serta satu unit tangki solar guna menopang kelancaran operasi di lapangan.

Selain itu, dukungan konektivitas turut diperkuat melalui penyediaan Jembatan Bailey, terdiri atas satu unit bentang 43 meter dan dua unit bentang 48 meter. Dukungan tambahan juga disiapkan berupa tujuh unit excavator PC-200, satu unit crane 80 ton, operator alat berat, serta pasokan solar. Seluruh peralatan digunakan untuk pembersihan material pascabanjir sekaligus normalisasi di titik-titik kritis yang menghambat jalur penghubung warga, dengan tetap mengutamakan keselamatan kerja dan koordinasi lintas instansi.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Mardiansyah, menegaskan komitmen perusahaan melalui kolaborasi BUMN Peduli. “Pada fase awal pemulihan, kami fokus memastikan jalur penghubung warga dapat berfungsi kembali. Setelah konektivitas pulih, Hutama Karya melanjutkan amanah pembangunan huntara sebagai tempat tinggal sementara yang layak bagi masyarakat terdampak,” ujarnya.(*)