Nilai TKA Jeblok, DPR Desak Sistem Pembelajaran Diperbaiki

1 hour ago 1

WAKIL Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Lalu Adrian Irfani menyoroti jebloknya nilai matematika dan bahasa Inggris hasil Tes Kemampuan Akademik atau TKA 2025. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah merilis data capaian nasional yang menunjukkan bahwa nilai kedua subjek itu mengkhawatirkan secara nasional.

“Hasil TKA 2025 ini harus menjadi alarm sekaligus bahan evaluasi total bagi dunia pendidikan kita. Terutama terhadap tiga mata pelajaran yang diujikan, yakni bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan matematika,” kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu dalam keterangan tertulis pada Selasa, 23 Desember 2025.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Legislator asal Nusa Tenggara Barat itu menekankan bahwa proses evaluasi harus dilakukan secara obyektif dan menyeluruh. Yaitu mencakup aspek perbaikan dari sisi tenaga pendidik maupun siswa itu sendiri.

Dia berpendapat, kemampuan ajar guru merupakan faktor krusial yang bisa mendorong perbaikan capaian belajar siswa. “Jika kesalahan atau kelemahan ada pada guru, maka peningkatan kualitas guru harus benar-benar ditingkatkan,” kata dia.

Namun, jika penyebab jebloknya nilai adalah kemampuan siswa, dia mendorong agar pendampingan terhadap siswa lebih ditingkatkan lagi.

Dalam hal ini, Komisi X DPR yang membidangi urusan pendidikan akan mendorong Kemendikdasmen untuk menggunakan asil TKA sebagai dasar perumusan kebijakan ke depan. Lalu mengatakan bahwa harus ada peningkatakan kualitas kurikulum, metode pembelajaran serta sistem pelatihan guru.

“Hasil TKA ini jangan berhenti sebagai laporan, tetapi harus ditindaklanjuti dengan langkah konkret agar kualitas pendidikan nasional benar-benar meningkat di masa mendatang,” tutur dia.

TKA untuk jenjang SMA atau sederajat digelar pada 3-6 November 2025. Kemudian gelombang khusus 8-9 November 2025, serta gelombang susulan 14-16 November 2025. Dalam TKA 2025, rerata nilai TKA untuk jenjang SMA adalah 57,39 untuk mata pelajaran bahasa Indonesia; 37,23 untuk mata pelajaran matematika; dan 26,71 untuk mata pelajaran bahasa Inggris. Sementara jenjang SMK, rerata nilai TKA 53,62 untuk bahasa Indonesia; 34,74 matematika; dan 22,55 bahasa Inggris. Besaran nilai yang digunakan adalah 100.

“Rendahnya nilai kemungkinan disebabkan soal yang diujikan lebih menekankan pada aspek penalaran dan naratif," kata Kepala Pusat Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Rahmawati dalam Taklimat Media TKS 2025, Senin, 22 Desember 2025.

Rahmawati mengatakan soal untuk mata pelajaran matematika rumit. Siswa, kata Rahmawati, diharapkan dapat mengaitkan antara data dengan ketentuan yang menjadi clue untuk menjawab soal. “Ketentuan itu berupa kalimat-kalimat sederhana ini cukup banyak yang missing,” ujarnya. Sehingga, kebanyakan siswa luput dari clue yang atau ketentuan yang disisipkan dalam soal.

Rahmawati berharap rendahnya nilai TKA murid SMA/sederajat pada 2025 ini mampu menjadi refleksi bagi kementerian untuk melakukan perbaikan. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah berharap masing-masing sekolah dapat bertukar pengalaman cara mengajar dan metode pembelajaran untuk mendongkrak nilai TKA di kemudian hari. 

Kepala bidang Advokasi Guru Perhimpunan Pendidikan dan Guru atau P2G, Iman Zanatul Haeri, mendesak Kementerian Pendidikan Dasar dan Menegah untuk menguji soal TKA ke publik. Tujuannya, kata dia, agar kementerian melakukan evaluasi terhadap soal yang diberikan.

Sebab, dalam beberapa temuan dan wawancara P2G bersama guru dan murid, mereka mengatakan soal yang dikerjakan tidak ada dalam kurikulum. "Jadi, mari kita bedah bersama soal-soal di TKA itu, apakah sudah sesuai dengan capaian pembejalaran kurikulumnya?" kata Iman.

Dinda Shabrina dan Andi Adam Faturahman berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Read Entire Article