Pemkot Tangsel Tegaskan Komitmen Penanganan Darurat Sampah

3 hours ago 1

INFO NASIONAL – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) menegaskan kembali komitmennya dalam menangani kondisi darurat sampah yang saat ini mengancam kesehatan dan kenyamanan seluruh warga Kota Tangsel. Komitmen itu diwujudkan dengan dibukanya kembali Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang sebagai langkah taktis dan terukur, menyusul instruksi Menteri Lingkungan Hidup dan kehendak untuk melindungi 1,4 juta jiwa warga Tangsel dari potensi dampak kesehatan akibat penumpukan sampah.

Dalam proses pembukaan kembali TPA Cipeucang, Pemkot memahami adanya penolakan sebagian warga di sekitar lokasi. Penolakan tersebut dipandang sebagai bentuk kekhawatiran dan aspirasi yang perlu dihormati dan didengar, sekaligus dikelola secara bijaksana demi menjaga kepentingan yang lebih luas.

“Kami memandang ekspresi warga sebagai bagian dari dinamika sosial yang wajar. Kami juga memahami kekhawatiran serta aspirasi beberapa warga di sana. Namun, tentu sejatinya warga juga paham, pembukaan TPA Cipeucang juga dalam upaya mengantisipasi kesehatan dan keselamatan seluruh warga Tangsel terjaga,” kata TB Asep Nurdin, Kepala Diskominfo Tangsel mewakili Pemkot Tangsel, pada Rabu, 23 Desember 2025.

Asep mengatakan, menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak warga. Pembukaan TPA Cipeucang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Penutupan ini tentu juga bedampak kepada kepentingan umum warga Tangsel, termasuk warga sekitar Cipeucang. Pendekatan yang digunakan Pemkot bersama unsur TNI dan Polri tetap mengedepankan asas persuasif, humanis, dan proporsional.

Pembukaan kembali TPA Cipeucang merupakan bagian dari skema penanganan darurat, bukan solusi tunggal jangka panjang. Pemkot menegaskan bahwa langkah ini dilakukan dengan memperhatikan: Instruksi dan supervisi Kementerian Lingkungan Hidup; Penerapan SOP dan standar lingkungan yang diperketat; Penguatan pengawasan dan pengelolaan teknis di area TPA untuk meminimalkan dampak bau dan risiko longsor; Tuntutan warga terdampak.

“Justru dengan beroperasinya kembali TPA Cipeucang secara terukur, Pemkot berupaya menghindari kelalaian sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan terkait pengelolaan sampah dan kesehatan lingkungan. Membiarkan sampah menumpuk di jalanan dan pemukiman akan jauh lebih berbahaya dan berpotensi menimbulkan konsekuensi hukum,” kata Asep.

Pemkot menyadari sepenuhnya bahwa warga di sekitar TPA Cipeucang telah menanggung dampak lingkungan. Oleh karena itu, Pemkot menegaskan beberapa komitmen: Melanjutkan dan memperkuat komunikasi intensif dengan perwakilan warga terdampak, tokoh masyarakat, dan tokoh agama setempat; Melakukan koreksi jajaran internal Pemkot khususnya TPA Cipeucang; Menyiapkan langkah-langkah teknis perbaikan pengelolaan TPA, termasuk pengendalian bau, penataan timbunan sampah, dan pengetatan SOP operasional; Menyiapkan skema perlindungan dan peningkatan kesejahteraan bagi warga terdampak, dengan tetap mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pemkot akan terus membuka ruang dialog dan forum aspirasi, dengan harapan tercapai titik temu antara kebutuhan warga sekitar TPA dan kepentingan kesehatan seluruh warga kota. Cipeucang, kata Asep, bukan satu-satunya jawaban atas persoalan sampah di Tangsel. TPA Cipeucang ditempatkan sebagai bagian dari solusi transisi.

Sejalan dengan itu, Pemkot tengah mengakselerasi:Penguatan pengelolaan sampah dari sumbernya melalui TPS3R dan program pengurangan sampah rumah tangga; Pengembangan skema kerja sama regional dan teknologi pengolahan sampah (termasuk opsi energi dari sampah) sesuai peta jalan yang disampaikan kepada pemerintah pusat; Evaluasi menyeluruh tata kelola sampah agar kejadian serupa tidak berulang di masa mendatang.

“Kita harus jujur mengakui bahwa laju pertumbuhan kota dan keterbatasan lahan membuat tantangan pengelolaan sampah semakin kompleks. Pemerintahan saat ini memilih untuk menghadapi persoalan tersebut secara terbuka dan mempercepat pembenahan yang mungkin tertunda di masa lalu. Fokus kami adalah bekerja dan menghadirkan solusi, bukan saling menyalahkan,” kata Asep.

Pemkot Tangsel pun mengajak seluruh warga, khususnya di sekitar TPA Cipeucang, serta seluruh elemen masyarakat dan media untuk bersama-sama menjaga kondusivitas, memberikan ruang bagi penyelesaian yang bermartabat, serta mengawal proses perbaikan pengelolaan sampah agar lebih berkeadilan bagi semua.

“Kami mengapresiasi warga Cipeucang atas kesabaran dan kontribusinya bagi kota ini. Pemerintah Kota berkomitmen untuk tidak menutup mata terhadap beban yang mereka rasakan, sekaligus tetap menjalankan tanggung jawab melindungi 1,4 juta jiwa dari ancaman krisis sampah,” kata Asep Nurdin.

Read Entire Article