Sebulan Bencana Sumatera, Begini Kondisi Daerah Terdampak

KETUA Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) Avianto Amri menyampaikan kondisi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, setelah satu bulan dalam status darurat penanggulangan bencana. Status darurat penanggulangan bencana tiga provinsi yang disapu banjir bandang dan tanah longsor pada November lalu itu berakhir pada hari ini apabila tidak ada perpanjangan waktu.

Menurut Avianto, berdasarkan pemantauan jejaring MPBI dalam tiga hari terakhir, hingga saat ini masih ada sejumlah wilayah yang terisolir. Antara lain Aceh Tengah, Gayo Luwes, dan beberapa daerah menuju Sibolga, Sumatera Utara. Di sisi lain, Avianto menyatakan banyak masyarakat yang masih membutuhkan bantuan layanan dasar. Seperti sembako, air bersih, tempat tinggal, dan layanan kesehatan esensial. 

Sementara itu, sejumlah daerah lain yang terdampak ringan dan sedang sudah bisa mulai bergerak ke tahap pemulihan. "Misalnya bergerak ke pemulihan tempat tinggal, perbaikan aset untuk mata pencaharian, restorasi fasilitas kesehatan dan pendidikan," tutur Avianto saat dihubungi pada Kamis, 25 Desember 2025. 

Ia mengaku setuju dengan keinginan pemerintah yang ingin segera bergerak ke tahap pemulihan agar masyarakat bisa segera kembali ke kehidupan normal. Namun, Avianto menyayangkan pemerintah pusat yang tidak transparan dalam menentukan kriteria lepas dari status tanggap darurat bencana tersebut. 

Adapun tenggat masa tanggap darurat di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat jatuh pada 24-25 Desember. Gubernur Sumatera Barat telah resmi mengakhiri masa tanggap darurat dan beralih pada tahap rehabilitasi. Sementara Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Aceh belum memberikan pernyataan resmi atas berakhirnya status tanggap darurat. 

Namun di beberapa pemerintah daerah di Aceh, seperti Kabupaten Bener Meriah, Aceh Utara, dan Aceh Tamiang, memutuskan untuk memperpanjang status tanggap darurat bencana hingga 30 Desember 2025. 

Hingga berita ini ditulis pada Kamis siang, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) belum memberikan respons soal perkembangan terkini sekaligus status tanggap darurat di tiga provinsi itu. Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Abdul Muhari belum menjawab pesan konfirmasi yang dikirim Tempo. 

Adapun berdasarkan rekapitulasi terdampak bencana BNPB yang diperbaharui pada hari ini, korban tewas akibat bencana ini mencapai 1.129 jiwa dan lebih dari 7 ribu orang terluka. Sementara itu 174 orang masih dinyatakan hilang.

Jumlah rumah yang rusak di tiga provinsi mencapai 157.838 unit. Kemudian fasilitas umum yang rusak sebanyak 1,6 ribu dengan 219 fasilitas kesehatan, 967 fasilitas pendidikan, 434 rumah ibadah, 290 gedung atau kantor, dan 145 jembatan.