Tinjau Gudang Bulog, Dudung: Stok Beras Aman dan Bagus

2 hours ago 2

PENASIHAT Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional, Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman, meninjau kesiapan logistik pangan nasional di Perum Bulog pada Selasa, 23 Desember 2025. Kunjungan tersebut untuk memastikan pasokan beras sebagai bagian dari ketahanan nasional.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Dudung mengawali peninjauan di Gudang Bulog Kanwil DKI Jakarta dan Banten, lalu melanjutkan ke Gudang RTR dan Gudang Induk GST VI Bulog. Dalam kunjungan itu, ia memantau langsung kesiapan logistik, cadangan pangan nasional, serta sistem distribusi yang dikelola Bulog, khususnya untuk wilayah DKI Jakarta dan Banten.

“Beras dalam kondisi bagus. Untuk beras medium kualitasnya sudah mirip dengan premium,” kata Dudung dalam keterangan resmi pada Selasa, 23 Desember 2025.

Ia menyatakan masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan beras. Menurut Dudung, stok beras nasional saat ini melampaui target, dengan kualitas beras Bulog yang terjaga serta beras di tingkat masyarakat dalam kondisi mencukupi.

Dudung menambahkan, kondisi tersebut membuat impor beras belum diperlukan. Pemerintah berharap harga beras tetap stabil dan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru, Ramadan 2026, serta dalam menghadapi potensi bencana di berbagai daerah.

Catatan Pengamat Ihwal Kuantitas dan Kualitas Beras

Pengurus Pusat Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi), Khudori, memberikan sejumlah catatan mengenai produksi padi atau beras tahun ini yang diperkirakan naik secara signifikan. Berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi atau beras selama Januari-Desember 2025 diperkirakan mencapai 34,77 juta ton atau naik 13,54 persen dibandingkan tahun lalu.

Khudori menilai, meskipun produksi beras tahun ini diperkirakan naik, tapi capaian itu dibarengi beberapa catatan negatif. “Pertama, akibat kebijakan penyerapan gabah semua kualitas oleh Bulog, rendemen pengolahan tidak pasti,” kata Khudori dalam keterangan tertulis pada Ahad, 23 November 2025.

Menurut Khudori, dengan rata-rata rendemen hanya mencapai 50,8 persen, harga beras pengadaan Bulog akhirnya menjadi mahal, yaitu Rp 14.404 per kilogram. Hal ini, kata dia, akan memengaruhi harga pokok beras (HPB) Bulog yang harus dibayar pemerintah. Adapun HPB Bulog diperkirakan mencapai Rp 19.343 per kilogram.

Kedua, ekonom Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) itu mengatakan bahwa sebanyak 30,5 ribu ton beras hasil giling tidak memenuhi standar, yaitu berwarna kuning, kuning semu, dan kuning kecoklatan. Khudori menyebutkan beras yang tidak memenuhi standar itu merupakan hasil giling dari penyerapan gabah semua kualitas, kendala cuaca, dan kadar air tidak homogen.

Ketiga, Khudori berpendapat bahwa harga beras masih tinggi. Dia mengatakan, merujuk panel harga Badan Pangan Nasional pad 23 November 2025, rerata harga beras premium masih di atas harga eceran tertinggi (HET) di semua zona. “Sementara rerata harga beras medium sudah di atas HET di semua zona,” tutur Khudori.

Anastasya Lavenia Yudi berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Pilihan editor: DPR: Pembagian 500 Ponsel ke Korban Bencana Harus Transparan

Read Entire Article