Dari Garda Bencana ke Sekolah Rakyat, Cerita Pengabdian Seorang Tagana

3 hours ago 5

Jakarta -

Kiprah Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Jeli Hendri tidak hanya hadir di garis depan penanganan bencana, tetapi juga di ruang kelas Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 4 Kota Padang, tempat ia mengabdikan diri sebagai pendamping dan pembina siswa.

Di sekolah yang berlokasi di kawasan BBPPKS Padang itu, Jeli menjadi sosok yang dihormati bagi para siswa, terutama setelah SRMP 4 Padang sempat terdampak banjir dan menyisakan lumpur di sejumlah area. Di tengah proses pemulihan lingkungan sekolah, kehadirannya turut memberi rasa aman dan pendampingan bagi anak-anak.

Perhatian Jeli terhadap para siswa tak lepas dari pengalamannya mendampingi kelompok yang paling rentan. Dari total 146 siswa SRMP 4 Padang, terdapat 22 anak yang belum mampu membaca Al-Qur'an sama sekali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kelompok inilah yang paling menyentuh hati saya," ucap Jeli dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/12/2025).

Ia menyadari kegelisahan yang dirasakan anak-anak tersebut. Di usia remaja, mereka belum memiliki kemampuan dasar membaca Al-Qur'an. Melalui metode Iqro, Jeli membimbing mereka secara bertahap. Perkembangan mulai terlihat, meski prosesnya membutuhkan kesabaran dan waktu yang tidak singkat.

Keterlibatan Jeli di SRMP 4 Padang bermula dari informasi mengenai penyelenggaraan Sekolah Rakyat di sejumlah titik di Sumatera Barat. Konsep pendidikan yang membuka ruang bagi pilar-pilar sosial untuk terlibat langsung menarik perhatiannya. Tanpa menunggu surat tugas resmi, ia mendatangi sekolah dan menawarkan diri untuk membantu.

Baginya, pengabdian tidak mengenal batas peran. Ketika ruang kelas membutuhkan kehadiran, ia datang sebagaimana ia datang ke lokasi bencana.

Sejak 2006, Jeli tercatat sebagai anggota Tagana angkatan pertama di Sumatera Barat. Di sisi lain, ia juga mengabdi sebagai guru Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) di Kota Padang. Pengalaman tersebut kemudian mengantarkannya dipercaya sebagai pembina keagamaan di SRMP 4 Padang.

Dalam kesehariannya di sekolah, Jeli terlibat aktif dalam berbagai kegiatan, mulai dari pembinaan Peraturan Baris Berbaris (PBB) hingga mendampingi upacara bendera pertama. Dari aktivitas tersebut, kedekatannya dengan para siswa perlahan terbangun.

Menurut Jeli, pengalaman mendidik anak-anak di Sekolah Rakyat tidak jauh berbeda dengan tugasnya di dunia kebencanaan. Selain turun langsung ke lapangan, ia juga merupakan bagian dari tim inti Layanan Dukungan Psikososial (LDP) yang kerap mendapat penugasan langsung dari Kementerian Sosial RI.

"Mendidik anak-anak ini seperti mendampingi penyintas bencana. Mereka berada di fase pancaroba. Penuh gejolak. Tapi justru di situlah peran kita," tegasnya.

Menjalani peran ganda sebagai Tagana dan pendidik tentu bukan tanpa tantangan. Di sekolah, Jeli juga bertugas sebagai satuan pengamanan dengan sistem jam bergilir. Saat mendapat giliran malam, ia tetap hadir menjalankan tugas pendidikan keesokan paginya. Sebaliknya, ketika siang hari penuh dengan aktivitas sekolah, malam harinya ia kembali siap jika dibutuhkan di lapangan.

Jika kondisi tidak memungkinkan, koordinasi dengan wali asuh dilakukan agar pembinaan keagamaan tetap berjalan dan tidak terhenti.

Di luar ruang kelas, Jeli juga aktif membina kegiatan Pramuka yang menjadi kewajiban seluruh siswa SRMP 4 Padang. Bahkan sebelum menerima surat tugas resmi, ia telah membersamai anak-anak dalam kegiatan tersebut. Nilai disiplin, kesiapsiagaan, dan tanggung jawab - nilai yang sama saat ia mengenakan rompi Tagana-ditanamkannya secara konsisten.

Di tengah kawasan sekolah yang baru pulih dari banjir dan cuaca yang masih diguyur hujan, Jeli Hendri berdiri di antara dua medan pengabdian. Dari garis depan kebencanaan hingga ruang kelas Sekolah Rakyat, ia menunjukkan bahwa kesiapsiagaan bukan hanya soal merespons keadaan darurat, tetapi juga menjaga harapan dan membentuk masa depan anak-anak yang tumbuh di wilayah rawan risiko.

(prf/ega)

Read Entire Article