Hasil Survei Tempo Data Science : Figur Paling Dikenal di Klaster Hukum-Keamanan

INFO TEMPO - Kepercayaan publik terhadap kabinet Prabowo–Gibran masih bergerak di level menengah. Rentang kepuasan berada pada 27,3–63,3 persen, dengan kepuasan mayoritas kementerian ada di bawah 40 persen.

Namun demikian, banyak responden menjawab “tidak tahu/tidak bisa menilai” ketika ditanya kepuasan terhadap kementerian atau menteri. Jawaban “tidak tahu/ tidak bisa menilai” itu konsisten tinggi (40–55 persen) di masing-masing kementerian, menandakan banyak figur atau dampak kebijakan kabinet belum cukup menempel pada pengalaman harian warga. 

Demikian hasil survei dari Tempo Data Science yang mengukur persepsi publik terhadap satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Tempo Data Science menggelar Survei Nasional “Persepsi Publik terhadap 1 Tahun Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto” pada 10–16 Desember 2025. TDS menyurvei 1.260 responden yang dipilih lewat metode multistage random sampling, merepresentasikan populasi dan pemilih pada Pemilihan Umum. TDS mewawancarai mereka secara tatap muka menggunakan panduan kuosioner denga

Sementara di klaster hukum–keamanan, tingkat kepuasan figur juga belum melompat tinggi. Panglima TNI mencatat kepuasan 48,1 persen, disusul Kapolri 44,9 persen, Jaksa Agung 38,5 persen, dan Menhan 37,3 persen. Namun bagian paling menarik justru bukan kepuasan, melainkan keterkenalan alias popularitas.

Kapolri Listyo Sigit Prabowo menjadi figur yang paling dikenal: 51,5 persen responden tahu, jauh di atas Panglima TNI (34,8 persen), Jaksa Agung (20,1 persen), dan Menhan (14,8 persen). Temuan ini mudah dipahami karena, intensitas interaksi Polri dengan masyarakat lebih tinggi, sehingga figur Kapolri lebih sering hadir dalam pengalaman publik—mulai dari layanan, pengamanan, hingga respons insiden. 

Bahkan, Kapolri menempati peringkat ke-6 dalam daftar anggota kabinet yang paling dikenal—lebih tinggi dibanding Panglima TNI, Jaksa Agung, dan Menhan. Di kelompok enam besar itu, tingkat kesukaan terhadap Kapolri juga tetap kuat (63,7 persen). 

Dalam bahasa yang lebih halus: dikenal adalah modal komunikasi. Kapolri memiliki ruang paling lebar untuk menjaga narasi kinerja di sektor hukum–keamanan tetap dekat dengan publik. Dan kedekatan itulah yang—jika diterjemahkan menjadi layanan yang konsisten—dapat menjadi pembeda yang semakin nyata dibanding figur-figur penegakan hukum dan keamanan lainnya dalam kabinet.(*)