IDAI Temukan Gangguan Tidur hingga PTSD Anak Korban Bencana

20 hours ago 3

IKATAN Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Barat mencatat 65 persen anak di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, mengalami gangguan tidur pascabencana yang menghantam Pulau Sumatera bagian utara pada penghujung November 2025 lalu. IDAI menilai gangguan tidur menjadi masalah yang cukup menonjol saat bencana.

“Untuk gangguan tidur, kami dapatkan di beberapa anak yang jumlahnya cukup tinggi, ya,” kata Ketua IDAI Sumatera Barat Asrawati yang hadir secara virtual dalam agenda perkembangan situasi kesehatan di tiga wilayah bencana Sumatera, Senin, 22 Desember 2025.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Asrawati menjelaskan, skrining gangguan tidur ini dilakukan pada 61 anak berusia 3 hingga 18 tahun yang terdampak bencana di Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Dari total tersebut, IDAI menemukan 40 orang anak mengalami gangguan tidur dan 21 lainnya tidak mengalami gangguan tidur.

IDAI berkoordinasi dengan psikolog anak untuk melakukan pemulihan pascatrauma alias trauma healing terhadap anak-anak korban bencana yang mengalami gangguan tidur tersebut. 

Selain gangguan tidur, IDAI juga mendeteksi gangguan cemas pascabencana pada anak di lokasi yang sama. Dari 15 anak responden berusia 3 hingga 18 tahun, IDAI menemukan dua anak dengan gangguan kecemasan atau anxiety disorder.

Secara rinci, satu anak dengan gangguan panik (panic disorder) dan satu lagi mengalami gangguan panik, gangguan kecemasan umum (generalized anxiety disorder), dan gangguan kecemasan perpisahan (separation anxiety disorder). Sementara itu, subyek lainnya tidak menunjukkan kriteria gangguan kecemasan.

Tak hanya gangguan tidur dan kecemasan, IDAI melakukan skrining gangguan stres pascatrauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD) pada anak di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. IDAI melakukan tes pada total 55 anak berusia 3 hingga 18 tahun. Hasil skrining pra-PTSD menggunakan instrumen Children's Revised Impact of Event Scale (CRIES) menunjukkan 49 responden atau 89 persen termasuk dalam kategori berisiko mengalami PTSD.

IDAI menilai temuan itu mengidentifikasi tingginya beban psikologis pada anak terdampak bencana. IDAI menegaskan perlunya intervensi psikososial dini dan sistem rujukan kesehatan mental yang terintegrasi.

Bencana ekologis melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sejak 25 November 2025.  Mala itu menyebabkan 1.106 orang meninggal, 7 ribu luka-luka, dan ratusan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal. Sementara 175 jiwa masih dinyatakan hilang.

Sebanyak 52 kabupaten di ketiga provinsi itu terdampak. Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB melaporkan banjir dan longsor Sumatera menyebabkan kerusakan 147.236 rumah, lebih kurang 1.600 fasilitas umum, 967 fasilitas pendidikan, 434 rumah ibadah, 290 gedung atau kantor, 219 fasilitas kesehatan, hingga 145 jembatan

Read Entire Article