Muktamar Disepakati, Konflik PBNU Belum Reda

1 hour ago 3

HASIL rapat konsultasi jajaran Syuriyah dan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang juga dihadiri oleh Yahya Cholil Staquf menyepakati untuk segera menggelar muktamar ke-35 Nahdlatul Ulama. Meski mereka bersepakat, tapi juru bicara forum itu sekaligus juru bicara Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Abdul Muid Shohib, mengatakan konflik internal PBNU itu belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

”Hingga saat ini konflik tersebut belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir,” kata Muib kepada Tempo, Kamis, 25 Desember 2025.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Muib menjelaskan, rapat konsultasi itu diinisiasi oleh Syuriyah PBNU. Rapat yang digelar di Pondok Pesantren Lirboyo, pada Kamis, 25 Desember 2025 itu dihadiri oleh jajaran Syuriyah. Antara lain, Rais Aam Miftachul Akhyar, Abdullah Kafabihi, Mu’adz Thohir, Imam Buchori, Idris Hamid, Muhammad Nuh, Muhibbul Aman Aly, M. Afifuddin Dimyati, Abdul Moqsith Ghozali, Sarmidi Husna, Ahmad Tajul Mafakhir, dan Athoillah Sholahuddin Anwar.

Selanjutnya, jajaran Mustasyar yang hadir seperti Ma’ruf Amin, Anwar Manshur, Nurul Huda Djazuli, Abdullah Ubab Maimoen, dan Machasin. Hadir juga Yahya Cholil Staquf dan Pengurus Tanfidziyah PBNU, Amin Said Husni. 

Menurut Muib, pertemuan itu merupakan kelanjutan dari hasil musyawarah kubro yang digelar di Pondok Pesantrean Lirboyo pada 21 Desember 2025. Hasil musyawarah kubro itu meminta kedua kubu yang berkonflik untuk islah dan menggelar muktamar. 

Konflik internal PBNU membuncah ketika jajaran Syuriah menggelar rapat harian di Hotel Aston, Jakarta, pada 20 November 2025. Hasil rapat itu adalah meminta Yahya mengundurkan diri dari jabatan ketua umum dalam waktu tiga hari. Yahya dinilai melanggar AD/ART dan Peraturan Perkumpulan NU karena menghadirkan peneliti pro-Israel, Peter Berkowitz, sebagai narasumber dalam acara Akademi Kepemimpinan Nasional NU di Jakarta pada 15-16 Agustus 2025 serta dugaan penyimpangan tata kelola keuangan organisasi.

Kehadiran Berkowitz itu dinilai melanggar nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah dan Muqaddimah Qanun Asasi NU. Jajaran Syuriyah bahkan mengangkat Penjabat Ketua Umum PBNU Zulfan Mustofa untuk menggantikan Yahya.

Yahya menolak permintaan tersebut hingga Syuriah memutuskan mencopotnya dari jabatan ketua umum pada 26 November 2025. Ia pun menentang pemecatan tersebut. Ia menilai pemecatan itu bertentangan dengan AD/ART organisasi.  

Yahya juga merotasi posisi Saifullah Yusuf dari jabatan Sekretaris Jenderal ke Ketua PBNU bidang Pendidikan, Hukum, dan Media pada 28 November 2025. Kubu Yahya lantas menunjuk Amin Said Husni sebagai pengganti Saifullah sebagai sekretaris jenderal.

Rentetan konflik itu membuat sesepuh NU dan Mustasyar PBNU menginisiasi serangkaian pertemuan di sejumlah pesantren, seperti di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri; Pesantren Tebuireng, Jombang; hingga Musyawarah Kubro di Pesantren Lirboyo.

Muib melanjutkan, setelah rapat konsultasi tersebut, Rais Aam Miftachul Akhyar dan Yahya Staquf akan bertemu, Kamis sore ini. Para kiai sepuh hendak mendengarkan penjelasan keduanya mengenai konflik internal yang terjadi.

Pertemuan itu bisa jadi membicarakan juga jadwal muktamar. Apalagi rapat konsultasi menyepakati bahwa agenda muktamar ke-35 NU akan diselenggarakan secepatnya oleh Rais ‘Aam Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU Yahya Staquf, serta melibatkan Mustasyar, sesepuh NU, hingga pengasuh pesantren.

Muib mengatakan, mereka segera menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan muktamar ke-35.

Read Entire Article