Rerata Nilai Matematika Siswa SMA di TKA Hanya 30 dari 100

22 hours ago 3

KEMENTERIAN Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) membeberkan data rata-rata nilai mata pelajaran wajib dari pelaksanaan tes kemampuan akademik (TKA) jenjang sekolah menengah atas (SMA). Kepala Pusat Asesmen Pendidikan Kemendikdasmen Rahmawati mengatakan, rata-rata nilai matematika yang diraih siswa tak jauh berbeda dengan rata-rata nilai bahasa inggris.

Berdasarkan data nilai TKA per provinsi, rata-rata nilai mata pelajaran matematika siswa SMA hanya 30-an dari skor 100. Rahmawati menuturkan, "Rendahnya nilai yang diperoleh siswa kemungkinan disebabkan soal yang diujikan lebih menekankan pada aspek penalaran dan bersifat naratif," ujar Rahmawati dalam Taklimat Media TKA 2025 di Kemendikdasmen, Jakarta, Senin, 22 Desember 2025.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Rahmawati memberi contoh soal materi data dan peluang. Dia menjelaskan, biasanya dari soal tersebut langsung ada 5 data. Lalu, ditanya berapa rata-ratanya. Biasanya seperti itu. Namun, saat TKA kemarin, ada salah satu soal yang divariasikan lintas zona dan sesi itu ada lima data. Semuanya bilangan cacah dengan jumlah total data. "Itu kalau dijumlahkan 30. Itu jadi perhitungan anak SD sebenarnya. Ada 5 data, jumlah 30, rata-ratanya 6,” ujar dia.

Jadwal Tes Kemampuan Akademik (TKA) untuk jenjang SMA/SMK tahun 2025 telah dilaksanakan dalam beberapa gelombang utama pada awal November (3-4 November & 5-6 November), gelombang khusus (8-9 November), dan susulan (14-16 November 2025).

Dalam pelaksanaan TKA kemarin, Rahmawati melanjutkan, soal yang diujikan lebih rumit dari contoh soal yang dia contohkan tadi. Pertanyaannya itu misalnya, kalau dua data itu kosong, kemudian ada syarat dan ketentuan berlaku, misalnya produksinya minimal berapa setiap harinya, setiap hari memproduksi tidak pernah sama. "Soalnya seperti itu. Jadi anak-anak mungkin tidak terbiasa mengaitkan data yang tertera di tabel dengan syarat dan ketentuan yang berlaku secara pointer naratif,” kata Rahmawati.

Siswa, kata Rahmawati, diharapkan dapat mengaitkan antara data dengan ketentuan yang menjadi clue untuk menjawab soal. “Ketentuan itu berupa kalimat-kalimat sederhana ini cukup banyak yang missing,” ujarnya. Sehingga, kebanyakan siswa luput dari clue yang atau ketentuan yang disisipkan dalam soal. “Jadi sepertinya yang dibaca mungkin hanya syarat reratanya saja. Tetapi tidak melihat bahwa hariannya harus seperti apa, variasi setiap hari bagaimana,” tutur Rahmawati.

Dengan melihat rendahnya hasil nilai matematika siswa SMA pada TKA kemarin, Rahmawati mengatakan hal itu menjadi refleksi bagi kementerian untuk melakukan perbaikan. Dia meminta data hasil nilai siswa pada TKA tahun ini menjadi referensi bagi para guru untuk membedah cara belajar di sekolah. “Harapannya forum guru membedah sekolahnya  masing-masing, bandingkan dengan wilayah yang masih kurang di materi yang mana. Kalau ada sekolah lain yang menguasai di materi itu, nanti bisa sharing,” kata dia.

Dia berharap masing-masing sekolah dapat bertukar pengalaman cara mengajar dan metode belajar yang diterapkan kepada siswa agar ke depan nilai yang dihasilkan dari TKA dapat lebih baik. “Dari arahan Pak Menteri, kami akan merilis ini untuk kesempatan yang detail tentang bagaimana tindak lanjut yang akan dilakukan baik itu di forum guru, di satuan pendidikan, di dinas pendidikan provinsi, maupun di kantor wilayah, sehingga pada akhirnya kami mengharapkan ini adalah baseline, titik awal tahun berikutnya mendapatkan hasil yang lebih baik.”

Read Entire Article