Pemulihan Layanan Pendidikan di Aceh Baru 65 Persen

MENTERI Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno mengklaim sebagai besar fasilitas pendidikan yang rusak akibat diterjang banjir dan longsor Sumatera pada November lalu sudah mulai pulih.

Pratikno mengklaim hampir 90 persen sekolah terdampak banjir yang ada di Sumatera Utara dan Sumatera Barat sudah siap kembali digunakan. Sementara pemulihan layanan pendidikan di Aceh baru mencapai 65 persen mengingat tingkat kerusakan sekolah di wilayah ini sangat signifikan.

Alumni Universitas Gadjah Mada itu menuturkan pemulihan layanan pendidikan menjadi perhatian utama pemerintah agar anak-anak tidak terlalu lama kehilangan kesempatan belajar dan berinteraksi di sekolah. "Pemerintah berkomitmen memulai kembali proses belajar mengajar formal pada Januari 2026,” ujar Pratikno dalam Konferensi Pers yang disiarkan langsung dari Aceh melalui Youtube pada Kamis, 25 Desember 2025.

Selama sebulan ini, Pratikno bercerita pemerintah bersama relawan berjibaku memulihkan layanan dasar secara bertahap dan berkelanjutan, termasuk layanan pendidikan. Pemulihan dilakukan dengan membersihkan ruang kelas, menata kembali lingkungan belajar, serta memperbaiki sarana dan prasarana yang rusak akibat bencana. 

"Ini dilakukan melalui pembersihan, revitalisasi fasilitas, dan seterusnya untuk menyonsong tahun ajaran baru nanti pada tanggal 5 Januari 2026," kata dia. 

Air bah dan tanah longsor yang menyapu puluhan kabupaten dan kota di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pada November lalu tercatat merusak sedikitnya  3.274 sekolah. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti melaporkan data itu merupakan hasil koordinasi bersama Dinas Pendidikan di ketiga wilayah pada Minggu, 14 Desember 2025.

Adapun ribuan sekolah yang terdampak itu meliputi pendidikan anak usia dini (PAUD) sebanyak 767 unit, 1.343 sekolah dasar, 621 sekolah menengah pertama, 268 sekolah menengah atas, 236 sekolah menengah kejuruan, 23 unit pusat kegiatan belajar masyarakat atau PKBM, 30 sekolah luar biasa juga terdampak, dan 86 lembaga kursus dan pelatihan.

Ia juga mnyampaikan bahwa jumlah kelas yang rusak secara keseluruhan mencapai 6.431 ruangan, sedangkan 3.489 lainnya rusak pada beberapa bagian. Selain ruangan kelas, Mu'ti mengatakan air bah turut merusak pelbagai fasilitas pembelajaran lain, seperti peralatan di laboratorium, perpustakaan, tempat ibadah, bahkan layar interaktif atau Interactive flate panel yang dibagikan Presiden dua bulan belakangan juga turut hancur dalam bencana ini.

Selanjutnya, secara keseluruhan bencana ini telah berdampak pada 275.248 siswa dan 25.936 guru. Angka itu merupakan akumulasi dari semua jenjang pendidikan di ketiga provinsi. Kementerian Pendidikan, kata Mu'ti, telah menyediakan kelas darurat dan membagikan sejumlah perlengkapan pembelajaran guna menunjang pendidikan di masa tanggap darurat ini.

"Ini kebutuhan ruang kelas darurat terkait dengan itu ada 2.873," kata dia dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 15 Desember 2025.