IDAI Kirim 70 Dokter Spesialis ke Lokasi Bencana Sumatera

19 hours ago 3

IKATAN Dokter Anak Indonesia (IDAI) menerjunkan 70 dokter spesialis anak ke berbagai lokasi bencana banjir bandang dan tanah longsor yang menghantam tiga provinsi di Pulau Sumatera pada November 2025 lalu. Wakil Ketua IDAI Sumatera Utara Eka Airlangga mengatakan puluhan dokter spesialis anak itu dikerahkan untuk bertugas di wilayah-wilayah bencana seperti Medan dan Langkat di Sumatera Utara, hingga Aceh Tamiang, Aceh.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Eka menjelaskan, langkah ini dilakukan untuk memberikan layanan medis darurat kepada anak-anak yang terdampak bencana Sumatera. “Total ada 70 spesialis anak yang tergabung dalam operasi kemanusiaan ini, dari Medan hingga Kuala Simpang,” ujar Eka yang hadir secara virtual dalam agenda perkembangan situasi kesehatan di tiga wilayah bencana Sumatera di Kantor IDAI, Jakarta, pada Senin, 22 Desember 2025.

Koordinator Penanggulangan Bencana IDAI Sumatera Utara ini menyebutkan salah satu temuan terbesar pascabencana adalah kasus infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA. Kemudian, tim di lapangan juga menemukan pasien yang mengalami dermatitis, infeksi kulit, diare, hingga radang lambung alias gastroenteritis.

Tak hanya anak, tim IDAI juga menangani ibu hamil maupun caregiver atau pengasuh yang mengalami hipertensi, gangguan pencernaan, arthritis, hingga masalah psikologis akibat bencana.

Eka pun menyoroti skala kerusakan dan jumlah korban terdampak di perbatasan Sumatera Utara dan Aceh, yakni di Aceh Tamiang.

“Aceh Tamiang merupakan daerah yang paling terdampak. Fasilitas kesehatan seperti 15 puskesmas dan satu rumah sakit umum daerah (RSUD) hampir semuanya tidak berfungsi sehingga kami memutuskan untuk fokus memperkuat layanan di sana,” kata Eka.

Sejak akhir November hingga Desember, Eka berujar, tim IDAI telah melayani sekitar 4.575 anak di berbagai lokasi terdampak. Pelayanan di Sumatera Utara dilakukan di Medan, Langkat, Sibolga, hingga kawasan-kawasan terisolasi seperti Tapanuli Tengah yang hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki atau menggunakan helikopter.

Sementara di Aceh Tamiang, Aceh, pelayanan kesehatan diberikan di Seumadam, Paya Bedi dan kawasan sekitar RSUD, Ranto, dan Bukit Tempurung. “Rata-rata layanan terbesar berada di Aceh Tamiang,” ujar Eka. “Begitu akses terbuka pada 3 Desember, kami langsung masuk ke wilayah tersebut pada 4 Desember.”

Bencana ekologis menyapu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sejak 25 November 2025. Per Senin, 22 Desember 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mencatat bencana itu menyebabkan 1.106 orang meninggal, 7 ribu luka-luka, dan ratusan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal. Sementara 175 jiwa masih dinyatakan hilang.

Sebanyak 52 kabupaten di ketiga provinsi ini terdampak. BNPB melaporkan banjir dan longsor Sumatera menyebabkan kerusakan 147.236 rumah, lebih kurang 1.600 fasilitas umum, 967 fasilitas pendidikan, 434 rumah ibadah, 290 gedung atau kantor, 219 fasilitas kesehatan, hingga 145 jembatan.

Read Entire Article