Universitas Riau Revitalisasi Puskesmas di Aceh Tamiang

3 days ago 8

TIM kesehatan tanggap darurat Universitas Riau membuka layanan kesehatan di Puskesmas Simpang Kiri, Kecamatan Tenggulung, Kabupaten Aceh Tamiang, untuk pertama kalinya setelah banjir menghantam Provinsi Aceh pada penghujung November 2025 lalu. Desa Simpang Kiri merupakan salah satu wilayah yang terisolasi dan lumpuh akibat bencana ekologis itu.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Pada Selasa, 23 Desember 2025, tim kesehatan dari Universitas Riau melaksanakan sejumlah kegiatan, di antaranya pembersihan puskesmas, layanan poli dan unit gawat darurat, tindakan perawatan luka dan bedah minor, hingga terapi bermain anak.

Tim Universitas Riau bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui skema pengabdian kepada masyarakat di situasi bencana, dengan fokus wilayah di Aceh Tamiang. Ketua tim, Darmawi, menegaskan kegiatan ini bisa menguatkan peran dan dampak perguruan tinggi terhadap masyarakat. “Apalagi akibat bencana ini semua fasilitas kesehatan terdampak dan tidak dapat melaksanakan layanan,” ujar Darmawi melalui keterangan tertulis.

Adapun tim yang bertugas itu berjumlah 20 orang. Tim terdiri dari dua orang dokter spesialis, dua orang dokter umum, satu orang ners spesialis, dua orang ners generalis, satu orang apoteker, satu orang dari program pendidikan dokter spesialis (PPDS), satu orang dokter muda, tiga orang mahasiswa kedokteran, tiga orang mahasiswa keperawatan dan empat orang pendukung logistik lainnya. Tim membawa persediaan obat-obatan, bahan habis pakai, alat kesehatan, hingga logistik lainnya.

Tim dilepas secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Riau Mexsasai Indra pada Sabtu, 20 Desember 2025. Mereka berangkat melalui jalur darat dari Pekanbaru menuju Aceh Tamiang. Sesampainya di Aceh Tamiang, tim berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Aceh Tamiang dan sempat beraktivitas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamiang.

Di Desa Simpang Kiri, tim kemudian melakukan pengaktifan kembali layanan puskesmas. Pelayanan sebelumnya belum dapat berjalan karena obat-obatan yang berada di Puskesmas Simpang Kiri sudah rusak oleh banjir.

Pada hari pertama pelayanan pascabanjir, Puskesmas Simpang Kiri melayani sedikitnya 43 pasien. Berdasarkan pemeriksaan, tim kesehatan menemukan bahwa warga Desa Simpang Kiri paling banyak mengalami infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA.

Rincian berdasarkan diagnosa di antaranya ISPA sebanyak 17 pasien, dispepsia sejumlah empat pasien, hipertensi tiga pasien, diabetes melitus dua pasien, stroke satu pasien, skizofrenia satu pasien, common cold atau batuk pilek sebanyak tiga orang, hingga tension type headache atau sakit kepala tegang sebanyak dua pasien.

Selain layanan kesehatan, tim juga memberikan layanan psikologi terapi bermain terhadap 30 orang anak yang terdampak banjir di Desa Simpang Kiri.

Adapun, setelah membuka layanan poli dan UGD, Tim Kesehatan Tanggap Darurat Universitas Riau akan membuka layanan rawat inap. Tim berharap masalah kesehatan masyarakat di Desa Simpang Kiri, Aceh Tamiang, dapat diselesaikan dengan tuntas. Mereka juga memastikan akan memberikan layanan secara komprehensif.

Read Entire Article